Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
- Air dalam bertambah dalam
- Hujan di hulu belum lagi teduh
- Hati dendam bertambah dendam
- Dendam dahulu belum lagi sembuh
Jenis-jenis Pantun
- Pantun Adat
- Menanam kelapa di pulau Bukum
- Tinggi sedepa sudah berbuah
- Adat bermula dengan hukum
- Hukum bersandar di Kitabullah
- Ikan berenang didalam lubuk
- Ikan belida dadanya panjang
- Adat pinang pulang ke tampuk
- Adat sirih pulang ke gagang
- Lebat daun bunga tanjung
- Berbau harum bunga cempaka
- Adat dijaga pusaka dijunjung
- Baru terpelihara adat pusaka
- Bukan lebah sembarang lebah
- Lebah bersarang dibuku buluh
- Bukan sembah sembarang sembah
- Sembah bersarang jari sepuluh
- Pohon nangka berbuah lebat
- Bilalah masak harum juga
- Berumpun pusaka berupa adat
- Daerah berluhak alam beraja
- Pantun Agama
- Banyak bulan perkara bulan
- Tidak semulia bulan puasa
- Banyak tuhan perkara tuhan
- Tidak semulia Tuhan Yang Esa
- Daun terap di atas dulang
- Anak udang mati dituba
- Dalam kitab ada terlarang
- Yang haram jangan dicoba
- Bunga kenanga di atas kubur
- Pucuk sari pandan Jawa
- Apa guna sombong dan takabur
- Rusak hati badan binasa
- Asam kandis asam gelugur
- Ketiga asam si riang-riang
- Menangis mayat dipintu kubur
- Teringat badan tidak sembahyang
- Pantun Budi
- Bunga cina di atas batu
- Daunnya lepas kedalam ruang
- Adat budaya tidak berlaku
- Sebabnya emas budi terbuang
- Diantara padi dengan selasih
- Yang mana satu tuan luruhkan
- Diantara budi dengan kasih
- Yang mana satu tuan turutkan
- Apa guna berkain batik
- Kalau tidak dengan sujinya
- Apa guna beristeri cantik
- Kalau tidak dengan budinya
- Sarat perahu muat pinang
- Singgah berlabuh di Kuala Daik
- Jahat berlaku lagi dikenang
- Inikan pula budi yang baik
- Anak angsa mati lemas
- Mati lemas di air masin
- Hilang bahasa karena emas
- Hilang budi karena miskin
- Biarlah orang bertanam buluh
- Mari kita bertanam padi
- Biarlah orang bertanam musuh
- Mari kita menanam budi
- Ayam jantan si ayam jalak
- Jaguh siantan nama diberi
- Rezeki tidak saya tolak
- Musuh tidak saya cari
- Jikalau kita bertanam padi
- Senanglah makan adik-beradik
- Jikalau kita bertanam budi
- Orang yang jahat menjadi baik
- Kalau keladi sudah ditanam
- Jangan lagi meminta balas
- Kalau budi sudah ditanam
- Jangan lagi meminta balas
- Pantun Jenaka
- Di mana kuang hendak bertelur
- Di atas lata dirongga batu
- Di mana tuan hendak tidur
- Di atas dada dirongga susu
- Elok berjalan kota tua
- Kiri kanan berbatang sepat
- Elok berbini orang tua
- Perut kenyang ajaran dapat
- Sakit kaki ditikam jeruju
- Jeruju ada didalam paya
- Sakit hati memandang susu
- Susu ada dalam kebaya
- Naik kebukit membeli lada
- Lada sebiji dibelah tujuh
- Apanya sakit berbini janda
- Anak tiri boleh disuruh
- Orang Sasak pergi ke Bali
- Membawa pelita semuanya
- Berbisik pekak dengan tuli
- Tertawa si buta melihatnya
- Jalan-jalan ke rawa-rawa
- Jika capai duduk di pohon palm
- Geli hati menahan tawa
- Melihat katak memakai helm
- Limau purut di tepi rawa,
- buah dilanting belum masak
- Sakit perut sebab tertawa,
- melihat kucing duduk berbedak
- jangan suka makan mentimun
- karna banyak getahnya
- hai kawan jangan melamun
- melamun itu tak ada gunanya
- Pantun Kepahlawanan
- Adakah perisai bertali rambut
- Rambut dipintal akan cemara
- Adakah misai tahu takut
- Kamipun muda lagi perkasa
- Hang Jebat Hang Kesturi
- Budak-budak raja Melaka
- Jika hendak jangan dicuri
- Mari kita bertentang mata
- Kalau orang menjaring ungka
- Rebung seiris akan pengukusnya
- Kalau arang tercorong kemuka
- Ujung keris akan penghapusnya
- Redup bintang haripun subuh
- Subuh tiba bintang tak nampak
- Hidup pantang mencari musuh
- Musuh tiba pantang ditolak
- Esa elang kedua belalang
- Takkan kayu berbatang jerami
- Esa hilang dua terbilang
- Takkan Melayu hilang dibumi
- Pantun Kias
- Ayam sabung jangan dipaut
- Jika ditambat kalah laganya
- Asam digunung ikan dilaut
- Dalam belanga bertemu juga
- Berburu kepadang datar
- Dapatkan rusa belang kaki
- Berguru kepalang ajar
- Bagaikan bunga kembang tak jadi
- Anak Madras menggetah punai
- Punai terbang mengirap bulu
- Berapa deras arus sungai
- Ditolak pasang balik kehulu
- Kayu tempinis dari kuala
- Dibawa orang pergi Melaka
- Berapa manis bernama nira
- Simpan lama menjadi cuka
- Disangka nenas di tengah padang
- Rupanya urat jawi-jawi
- Disangka panas hingga petang
- Kiranya hujan tengah hari
- Pantun Nasihat
- Kayu cendana di atas batu
- Sudah diikat dibawa pulang
- Adat dunia memang begitu
- Benda yang buruk memang terbuang
- Kemuning di tengah balai
- Bertumbuh terus semakin tinggi
- Berunding dengan orang tak pandai
- Bagaikan alu pencungkil duri
- Parang ditetak kebatang sena
- Belah buluh taruhlah temu
- Barang dikerja takkan sempurna
- Bila tak penuh menaruh ilmu
- Padang temu padang baiduri
- Tempat raja membangun kota
- Bijak bertemu dengan jauhari
- Bagaikan cincin dengan permata
- Ngun Syah Betara Sakti
- Panahnya bernama Nila Gandi
- Bilanya emas banyak dipeti
- Sembarang kerja boleh menjadi
- Jalan-jalan ke kota Blitar
- jangan lupa beli sukun
- Jika kamu ingin pintar
- belajarlah dengan tekun
- Pantun Percintaan
- Coba-coba menanam mumbang
- Moga-moga tumbuh kelapa
- Coba-coba bertanam sayang
- Moga-moga menjadi cinta
- Limau purut lebat dipangkal
- Sayang selasih condong uratnya
- Angin ribut dapat ditangkal
- Hati yang kasih apa obatnya
- Ikan belanak hilir berenang
- Burung dara membuat sarang
- Makan tak enak tidur tak tenang
- Hanya teringat dinda seorang
- Anak kera di atas bukit
- Dipanah oleh Indera Sakti
- Dipandang muka senyum sedikit
- Karena sama menaruh hati
- Ikan sepat dimasak berlada
- Kutunggu di gulai anak seberang
- Jika tak dapat di masa muda
- Kutunggu sampai beranak seorang
- Kalau tuan pergi ke Tanjung
- Kirim saya sehelai baju
- Kalau tuan menjadi burung
- Sahaya menjadi ranting kayu.
- Kalau tuan pergi ke Tanjung
- Belikan sahaya pisau lipat
- Kalau tuan menjadi burung
- Sahaya menjadi benang pengikat
- Kalau tuan mencari buah
- Sahaya pun mencari pandan
- Jikalau tuan menjadi nyawa
- Sahaya pun menjadi badan.
- Pantun Peribahasa
- Berakit-rakit kehulu
- Berenang-renang ke tepian
- Bersakit-sakit dahulu
- Bersenang-senang kemudian
- Ke hulu memotong pagar
- Jangan terpotong batang durian
- Cari guru tempat belajar
- Jangan jadi sesal kemudian
- Kerat kerat kayu diladang
- Hendak dibuat hulu cangkul
- Berapa berat mata memandang
- Barat lagi bahu memikul
- Harapkan untung menggamit
- Kain dibadan didedahkan
- Harapkan guruh dilangit
- Air tempayan dicurahkan
- Pohon pepaya didalam semak
- Pohon manggis sebasar lengan
- Kawan tertawa memang banyak
- Kawan menangis diharap jangan
- Pantun Perpisahan
- Pucuk pauh delima batu
- Anak sembilang ditapak tangan
- Biar jauh dinegeri satu
- Hilang dimata dihati jangan
- Bagaimana tidak dikenang
- Pucuknya pauh selasih Jambi
- Bagaimana tidak terkenang
- Dagang yang jauh kekasih hati
- Duhai selasih janganlah tinggi
- Kalaupun tinggi berdaun jangan
- Duhai kekasih janganlah pergi
- Kalaupun pergi bertahun jangan
- Batang selasih mainan budak
- Berdaun sehelai dimakan kuda
- Bercerai kasih bertalak tidak
- Seribu tahun kembali juga
- Bunga Cina bunga karangan
- Tanamlah rapat tepi perigi
- Adik dimana abang gerangan
- Bilalah dapat bertemu lagi
- Kalau ada sumur di ladang
- Bolehlah kita menumpang mandi
- Kalau ada umurku panjang
- Bolehlah kita bertemu lagi
- Pantun Teka-teki
- Kalau tuan bawa keladi
- Bawakan juga si pucuk rebung
- Kalau tuan bijak bestari
- Binatang apa tanduk dihidung ?
- Beras ladang sulung tahun
- Malam malam memasak nasi
- Dalam batang ada daun
- Dalam daun ada isi
- Terendak bentan lalu dibeli
- Untuk pakaian saya turun kesawah
- Kalaulah tuan bijak bestari
- Apa binatang kepala dibawah ?
- Kalau tuan muda teruna
- Pakai seluar dengan gayanya
- Kalau tuan bijak laksana
- Biji diluar apa buahnya
- Tugal padi jangan bertangguh
- Kunyit kebun siapa galinya
- Kalau tuan cerdik sungguh
- Langit tergantung mana talinya ?
Pantun nasehat adalah salah satu dari macam jenis pantun. Pantun nasehat sendiri merupakan rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik.
Pantun nasehat
dari jaman ke jaman mengalami perkembangan, pada awal mulanya pantun
hanyalah karya lisan yang spontan terucap dari orang yang kreatif.
Seperti halnya pantun-pantun lainnya, sekarang pantun nasehat
dapat menjelma sebagai pantun tertulis atau pantun tulisan yang
mempunyai makna sesusai isi yang disampaikan tanpa mengabaikan sampiran
yang menjadi tutur kata penting agar mudah dimengerti serta dipahami
oleh setiap orang yang membaca atau mendengarkannya.
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Parang ditelak berbatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Jalan-jalan ke kota Blitar
Jangan lupa membeli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
makanan tersaji dipasang lampu
lampu menyinari di atas meja
naiklah haji bagi yang mampu
memenuhi panggilan dari-NYA
Pantun Nasehat
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Berat lagi bahu memikul
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Berat lagi bahu memikul
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
- Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan belut nyangkut di jaring
Perutku sakit menahan tawa
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susuElok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapatAnak ayam turun ke bumi
Limau purut di tepi rawa,
Induk ayam naik kelangit
Anak ayam nyari kelangit
Induk ayam nyungsep ke bumi
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedakJalan-jalan ke rawa-rawa
Sakit kaki ditikam jeruju
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebayaDisana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati ???!?Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruhPohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada
Orang Sasak pergi ke Bali
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnyaJauh di mata,dekat dihati
Jauh di hati,dekat dimata
Jauh-dekat tujuh ratus perakAda apa diseberang itu
Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belongSakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebayaAda buah manggis
Ada juga buah anggur
Awalnya romantis
Pas tekdung malah kabur
Jangan takut
Jalan-jalan ke Kota Arab
Jangan kawatir
Itu kentut
Bukan petir
Jangan lupa membeli kitab
Cewek sekarang tidak bisa diharap
Bodi bohai betis berkurap
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapatBuah Nanas, Buah bengkoang
Buah jambu, Buah kedondong
Ngerujak dooooooooongggggggSenangis letak di timbangan
Pemulut kumbang pagi-pagi
Menangis katak di kubangan
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..
Beli pangkur dua-dua
Mendengar kucing berbiola
Duduk termenung tikus tua
Ada Kambing Makan Rumput..
Anak-anak pada Senang ..
Melihat banci Bergoyang Dangdut..Bunga mawar tangkai berduri
Laris manis pedang cendol
Aku tersenyum malu sekali
Ingat dulu suka mengompolAnak cina menggali cacing
Mari diisi dalam tempurung
Penjual sendiri tak kenal dacing
Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang
Buah jering dari Jawa
Anak Siam pulang berbaris
Duduk mengeluh panglima helang
Melihat ayam bercengkang keris
Naik sigai ke atas atap
Ikan kering lagi ketawa
Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa
Anak dara Datuk Tinggi
Tempat datuk tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat datuk bermain gundu
Buat gulai ikan tilan
Datuk tua tak ada gigi
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri
Punggur berdaun di atas kota
Marilah kita pergi ke kota
Hairan tercengang kucing berdiri
Melihat tikus naik kereta
Jarak sejengkal dua jari
Musang rabun, helang pun buta
Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman
Jual betik dengan kandil
Ramai askarnya mati mengamuk
Rangup gunung dikunyah kuman
Lautan kering dihirup nyamuk
Kandil buatan orang Inggeris
Melihat buaya menyandang bedil
Lembu dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing
Pokok pinang patanya condong
Bagaikan putus diimpit lumpang
Bergerak-gerak kumis kucing
Melihat tikus bawa senapang
Dipukul ribut berhari-hari
Kucing berenang tikus berdayung
Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur
Anak bakau di rumpun salak
Tanam bayam jauh ke tepi
Walaupun musang sedang tidur
Mengira ayam di dalam mimpi
Patah taruknya ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk
Hilir lorong mudik lorong
Kalau sudah bawa ke balai
Melihat ayam memakai tanduk
Datang musang meminta damai
Bertongkat batang temberau
Bukan saya berkata bohong
Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat
Di kedai kami berjual sisir
Sang buaya melompat ke darat
Melihat kambing terjun ke air
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Berakit-rakit melulu
Kapan dapat gantian? (Cape deh dari dulu-dulu merakit terus)
Main laptop larut malam
Besok telat masuk kerjaan
Kalau adik keluar malam
Pasti lagi kejar setoran (Hayooo yang suka keluar malam)
Panas-panas kota Jakarta
Akibat pemanasan dunia
Bila ingin lulus sarjana
Tidur malam tanpa celana (Biasa men, adik kecil juga butuh udara segar)
Meler-meler ingus keteter
Sampai sakit di kepala
Hati-hati sering teler
Bisa-bisa ke alam baka (Ampun DJ, ngak lagi deh janji)
Kelap-kelip lampu diskotik
Ada musik tambah asik
Gimana mau nilai apik
Makannya cuma keripik (Ingat-ingat empat sehat lima sempurna, ting)
Pergi ke Bandung naik Taksi
Naik taksi tak perlu bayar
Sampai Bandung turun taksi
Turun taksi baru bayar..kahkahkah
Jalan jalan ke kota depok
Nemuin uang segepok
Ada apa dibalik tembok
Ada nenek lagi cebok
Makan roti pake sambel
Makan telor pake garem
Kalo ogut lagi kesel
Mata ogut suka merem
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati ???!?
Pohon cabe berbuah cabe
Pohon tomat berbuah tomat
Kalo pohon tomat berbuah cabe
Itu ajaib. Iya ngga Mati?
Makan nasi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok suka menggoda
Diam-diam watak buaya (Kalo si cewek memang demen digodai gimana?)
Hujan turun rintik-rintik
Duduk berdua di teras rumah
Ingin punya cewek cantik
Syaratnya rumah dan mobil mewah (Wah, ini dia nih si cewek matre)
Nonton bioskop horor Indonesia
Bersama pacar cantik jelita
Hidup jangan disia-sia
Dekati wanita sebanyak-banyaknya (Motonya para playpoy cap kodok)
Jika sudah namanya cinta
Hati terasa berbunga-bunga
Kalau sudah terbawa suasana
Senyum sendiri seperti orang gila (Jangan ampe terbawa mimpi loh)
Hari Valentine telah tiba
Pasangan berlomba saling berbagi
Takut cinta tak diterima
Dukun dapat banyak rejeki (Cinta ditolak, dukun bertindak)
Kue rangin rasanya manis, Kue tar bukanlah lapis
malam dingin hujan gerimis, Sbentar bentar kebelet pipis
Stasiun tugu stasiun kereta api, Tempat jualan si tukang lapis
Hari minggu cuma nonton tipi, Mau jalan dompet dah menipis
Hujan gerimis mulai turun, Naik sampan diterjang ombak
Yang manis boleh berpantun, Yang tampan boleh bersajak
Ini musim masih penghujan, Kata simbok jangan nakal
yang muslim silahkan Jumatan, Bawa gembok amankan sendal
Laen pisau laen pula kujang, Orang dayak mandaunya panjang
Tak usah risau masih membujang, Masih banyak janda menghadang
Kayuh sampan boleh beriring, Sampai pantai terseret ombak
santap sarapan nasi sepiring, Lalap petai harum semerbak
Kalau ada sumur diladang, Bolehlah kita menggosok gigi
kalau anda diwarung padang, Bolehkah kita ditraktir lagi
Langit mendung diatas lautan, Lebat hujannya tiada terbendung
Gadis berkerudung cantik menawan, Kedip matanya rontokan bulu hidung
Hari minggu sudahlah siang, Stelah siang menuju petang
Ditunggu tunggu gak jua datang, Sekali datang koq nagih utang
Ujan gerimis langitnya mendung, Panas terik pakailah tudung
gadis manis pakai kerudung, Mata melirik kaki kesandung